Tour of Duty: TAIWAN (Day 3)


Weittsss udah lama banget nggak nyambung cerita perjalanan ke Taiwan. Malum sok sibuk banget sih.

Hari ketiga di Taiwan adalah hari yang melelahkan karena agenda hari itu adalah sepanjang hari kami harus observe dan ikut dalam kegiatan kolega kami di kantor Taiwan. Di jadwal sih kami harus ikut kegiatan sampai jam 9.30 malam!! Awww.. 

Seperti biasa kami breakfast di hotel dengan menu yang mirip-mirip dengan kemarin. Yang saya suka dari Taiwan adalah buah-buahnya segar dan maaaniiiissss banget. Baik itu nanas, jeruk, atau semangka. Mantap kali dah...
Nahhh..saat breakfast, saya dan teman-teman cewek sudah kasak kusuk untuk cari cara biar kami bisa ke Taipei 101. Nggak afdol banget kalo udah pernah ke Taiwan tapi nggak sampai ke gedung yang sempat jadi gedung tertinggi di dunia. Putar otak cari ide, putar otak cari alasan, masih belum nemu yang pas. Saya pribadi memang pengen juga ke Taipei 101, tapi melihat jadwal yang ketat, saya punya inisiatif untuk minta kelonggaran jam 8 malam agar bisa cabut dari kantor.

Ini loh, si paper cup yang imut itu
Sesampainya di kantor Taiwan, kami udah nggak sempat diskusi lagi karena langsung di-split jadi kelompok-kelompok kecil dan mulai observe dengan ditemanin kolega Taiwan. Pada saat break, saya coba keliling kantor untuk cari pantry yang ternyata nggak ada, dan mereka kalo mau minum menggunakan paper cup dan airnya dari galon seperti biasa.. Idih imut banget. Kalo saya yang pakai, pasti bisa refill berulang-ulang. Dasar onta, saya dan 2 rekan saya, sudah siap dari Jakarta bawa botol minum sendiri yang kami bawa kemana-mana. Takut kehausaaaannn.
Paper cup yang unik tapi efisien dan efektif
Kami bertemu lagi saat istirahat makan siang. Kali ini kami ditemanin oleh Valerie, cewek cantik yang besar di Canada makanya bahasa Inggrisnya lancar jaya. Untungnya kami tidak dibawa ke food court yang jauh kayak hari kemarin tapi cuman jalan sekitar 2 blok saja di Market (beneran pasar loh) yang di atasnya ada food court yang nggak gitu mahal.. Trus, saya ngomong ke Val,"Val, gua butuh ke money changer nih. Ada nggak yang deket-deket sini." (ini terjemahan bebasnya ya). Ternyata si Val nggak cuman nunjukkin bank terdekat di food court tersebut tapi juga nemenin saya untuk ke sana. Saya nukerin dollar yang semakin menipis gara-gara beli koper kemarin malam. Bank yang saya datangin ternyata Bank of Taiwan, dan rate-nya bagus banget.

Setibanya di food court, saya menyadari satu hal. "Val, kayaknya botol minum gua ilang deh." Si Val pun kaget, ilang di mana lagi. Dodol banget kan, saya tanya-tanya ke teman-teman yang lain, dan mereka nggak ada yang merhatikan. Karena saya kelaparan, yang penting saya makan dulu aja deh sambil inget-inget lagi. Eh, tring, langsung keinget, ternyata botol itu ketinggalan diiiiiii BANK tadi. Halah.. Ini namanya kerjaan tambahan.
Terpaksalah setelah yang lainnya kembali ke kantor, saya balik lagi ke Bank dan tadaaa memang nangkring di depan teller-nya (bahkan si Ibu-ibu teller-nya aja nggak ngeh kalo ada botol minum ketinggalan). Sampai di kantor lagi, rasanya saya udah mulai kelaparan lagi. Jiaaaahhhh...

Di sore hari, kami semua berkumpul dan ketemu dengan Erica, kolega yang mengatur jadwal kami observe di sana. Dan Team Leader kami mengatakan bahwa kami akan observe lagi untuk jam 7 sampai 10 malam. Trus saya nyeletuk, kalo kami butuh untuk balik dulu ke hotel biar bisa istirahat sebentar. Semua pun setuju. Saya masih mencari celah untuk bisa ijin pamit jam 8 malam agar dapat  ke Taipei 101.

Sampai di kamar, semua pada tepar. Beluam lagi 10 menit tepar, tiba-tiba telpon kamar saya berbunyi. "Wei...", selama di Taiwan saya mencoba menggunakan sapaan ini hehehe. Ternyata telepon dari Pak Stephen, team leader kami.
"Maria, untuk observe yang malam ini, kita ambil yang satu saja deh, nggak usah semuanya."
Saya kaget,"Trus gimana Pak, kami observe yang mana saja dong."
"Saya saja yang observe jadi Maria dan teman-teman bisa ke Taipei 101 gitu," kata Pak Stephen kalem.
"Eh... Serius nih Pak.. Nggak papa kalo kami pergi trus Bapak ke kantor," saya syok...
"Iya, nggak papa, kan saya udah pernah ke sana, sedangkan teman-teman belon."
Setelah mengucapkan thank you, saya tutup telepon dan lompat-lompat kegirangan. Horeeeee... Bisa jalan-jalan deh...
Saya telepon lagi Pak Stephen,"Pak, teman-teman yang lain udah dikasih tahu belon?" Ternyata belon dan saya pun menyebarkan kabar baik ke teman-teman yang lain. Ada yang kaget, ada yang nggak percaya ada yang horeeeee jalan-jalan...

Shuttle Bus gratisss tisss tisss
City Light....
Jam 6.30 malam kami bertujuh sudah berkumpul di lobby dengan wajah penasaran dan nggak percaya kalo bisa jalan-jalan. Hehehe... Berenteng-renteng kami menuju Station favorit kami di Shandao Temple. Kami harus pergi ke Taipei 101 Mall terlebih dahulu. Sesampainya di sana, saya mulai bingung, waduh lewat mana lagi nih. Untung ada Tourism Information dengan petugas yang ramah dan langsung kasih arahan yang simpel. Keluar aja, nunggu di halte bis untuk naik Shuttle Bus gratis yang menuju Taipei 101. Sesampainya di halte bis, kami harus menunggu sekitar 12 menit sebelum bis gratisnya datang. Letaknya sih masih satu kompleks tapi kalo jalan kaki ya gempor juga deh.. Masuk ke bangunannya yang saya lihat toko-toko hip, mewah, mahal dengan merek yang buat dompet saya minder. Setelah tanya ke Satpam, kami naik ke lantai 5 untuk beli tiket. Harga tiketnya NTD 400, dan tidak diperbolehkan membawa barang-barang seperti ransel ukuran besar. Untuk itu disediakan loker gratis di sebelah loket. Tiket itu bisa membawa kami ke lantai 89 untuk lantai observasi dalam ruangan, ke lantai 91 untuk observasi luar ruangan yang asli serem bok.. Gara-gara goyang melulu dan lantai 87 untuk lihat damper super gede yang berfungsi sebagai penyeimbang bangunan yang bentuknya mengambil bentuk tanaman bambu. 
Pemandangan dari lantai 89
Ngider-ngider di lantai 89 dan foto-foto, saya pun mulai merasakan goyangan. "ih, goyang bener sih bangunannya," seru saya. Eh tiba-tiba ada yang nyautin," Kalo goyang itu Inul." Ternyata yang ngomong seorang Bapak dari Malaysia. Idih si Bapak.. Inul aja yang dingat. Kami sempatkan juga untuk beli souvenir khas Taipei 101 yang emang rada-rada lebih mahal sih. Tapi kapan lagi cobaaa...
Teuteup sok imut...
Sekembalinya dari lantai 87, kami memutuskan untuk ke food court karena memang sudah mulai larut malam. Bertiga kami memutuskan untuk beli McD sedangkan yang lain masih muter-muter bingung mau makan apa dan hasilnya, mereka nggak dapat makan karena udah pada tutup. Kasiannn deh.
Keluar dari gedung tersebut ternyata sudah hampir jam 10 malam. Waduh, takutnya kami nggak dapat shuttle bus gratisnya. Eh, ternyata masih ada beberapa orang yang lagi nunggu bis gratis itu. Kami pun semangat mengantri dan tepat jam 10.00 malam, si shuttle datang. Huurrraaayy.. Nggak perlu keluar uang banyak untuk naik taksi deh. Kami masih nyambung MRT lagi dan sebelum ke hotel mampir dulu ke 7-Eleven untuk nyari roti (buat teman-teman yang kelaparan).
Sampai di hotel, masih harus packing lagi deh... Soalnya besok paling lambat jam 8.30 pagi kami harus check out dari hotel.

Cerita hari ke 4, disimpan dulu ya.. Untuk besok...

You Might Also Like

0 komentar