When You Have to Hide Your Feeling

Sebagai orang dengan tipe terbuka, sangat menantang jika saya harus tampil kalem tanpa ekspresi. Saat bercerita hal yang menarik wiihh mimik muka saya pasti sangat ekspresif. Ditambah lagi dengan suara yang ehmm susah diatur volumenya dan gerak tubuh yang menjiwai cerita. Bahkan ketika makan saja saya sangat ekspresif alias tampak begitu menikmati, sampai-sampai nggak sedikit teman saya yang jadi ngiler pengen makan juga gara-gara lihat saya.

Ada momen-momen tertentu di mana saya harus tampil tenang, tidak menonjolkan emosi atau perasaan saya yang sebenarnya. Biasanya di momen saya tampil di depan orang untuk presentasi. Bisa saja saat itu saya lagi bete dengan teman saya, atau saya lagi sakit perut. Pernah juga pengalaman saya kebelet pipis tapi masih tetap harus presentasi. Benar-benar saat itu saya ingin meringis dan langsung kabur. Karena nggak mungkin saya lari ke toilet akhirnya yang terjadi memang wajah saya lempeng-lempeng saja, tapi hati saya badai dan terus-terusan berdoa biar segera selesai.

Saya juga pernah harus menyembunyikan perasaan takut saya ketika tiba-tiba saya keliyengan, tidak bisa berdiri tegak dan lutut rasanya goyah. Padahal saya masih menjelaskan sesuatu yang penting! Alhasil saya berdiri sambil megang mejaaa..

Oya.. Nggak cuma pas saya lagi kerja. Saya juga kadang terus berusaha pasang muka lempeng pas lagi ngomong dengan cowok cakep dan pura-pura cuek nggak tertarik sama dia. Uhuyy.. Akhirnya si cowok yang penasaran. Nah tapi hal yang terakhir ini nggak baik dilakukan terus menerus dalam jangka waktu lama. Karena kesempatan mendapatkan si dia bisa hilang karena dia mengira saya tidak tertarik.

So pilah-pilah dulu mana yang harus ditunjukin mana yang tidak. ^^

-the curly-
Ditulis saat bermacet-macet pulang kerja.

You Might Also Like

2 komentar

  1. kapan y bisa ketemu kakak yang lucu menggemaskan ini hehe. buat jadwal kopdar yuuk kak :)

    ReplyDelete
  2. Hahahahaha. maaciiih. mau aja nih kopdar. Kapan yaaaa

    ReplyDelete